Tuesday, March 15, 2011

Pengertian Belajar

2.1 Pengertian Belajar
Menurut Anita E.Wool Folk dalam Kartadinata, dkk (1999: 57) belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Berdasarkan defenisi belajar ini dapat diambil pengertian bahwa interaksi individu dengan lingkungannya yang membutuhkan pengalaman yang merupakan salah satu proses belajar. Proses interaksi tersebut yang disebut belajar haruslah menghasilkan suatu perubahan dalam diri individu, baik perubahasn pengetahuan maupun perubahan perilaku.

Senada dengan apa yang dikemukakan Anita E. Wool Folk diatas, Garry dan Kingsley dalam Kartadinata, dkk (1997: 57) merumuskan defenisi belajar, yaitu:
"Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan". Dalam defenisi belajar ini sudah lebih spesifik, sebab bentuk interaksi individu dengan lingkungannya dalam proses belajar adalah praktek dan latihan. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak semua interaksi dengan lingkungannya merupakan proses belajar.

Menurut Syah (1997: 94) belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat dukungan dari fungsi ranah psikomotor. Fungsi psikomotor dalam hal ini meliputi: mendengar, melihat, mengucapkan. Bila dikaitkan dengan defenisi belajar yang dikemukakan oleh Garry dan Kingsley, perubahan aspek behavioristik berupa keterampilan actual yang konkrit. Akan tetapi, belajar juga merupakan proses kognitif yang melibatkan proses psiko-mental.
Selain itu, perubahan tingkah laku yang terjadi secara kebetulan, reflex, kematangan dan perilaku sementara tidaklah dapat dikatakan sebagai proses belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang didefenisikan Kartadinata, dkk (1999: 57-59) bahwa perilaku yang berupa (a) kecenderungan perilaku instinktif, (b) kematangan dan (c) perilaku keadaan sementara bukan merupakan perilaku belajar.
Defenisi belajar yang cukup relevan dengan uraian diatas dikemukakan oleh Hilgard dan Bower dalam Purwanto (1990: 84) yaitu:
"Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang terulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)".


Berdasarkan defenisi belajar yang dikemukakan ahli diatas, ternyata belajar yang mengandung pengertian yang sangat luas dan kompleks. Dikatakan kompleks karena aktivitas belajar melibatkan banyak faktor dan dipandang luas karena belajar dapat dilihat dalam arti luas dan sempit.
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (1994: 9) bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Kapabilitas yang ditimbulkan oleh aktivitas belajar merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungan. Stimulus yang berasal dari lingkungan direspon oleh individu melalui proses kognitif sehingga menghasilkan kapabiliatas baru pada din' individu yang belajar.
Sardinian (2000: 20-21) mengemukakan pengertian belajar dalam arti luas sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Pengertian belajar yang dikemukakan Sardinian ini identik dengan aktivitas belaar yang dilakukan siswa disekolah. Pada umumnya siswa disekolah dikondisikan dalam proses pembelajaran untuk menguasai berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan dan skap menuju perkembangan kepribadiannya yang optimal.
Berdasarkan beberapa defenisi belajar yang dikemukakan ahli diatas, memang terdapat perbedaan. Namun dapat diambil hal-hal pokok dari pengertian belajar bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam arti luas yang ditandai dengan diperolehnya kecakapan baru yang bersifat permanen. Kecakapan baru tersebut merupakan hasil usaha. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan Suryabrata (1984: 249) tentang hal-hal pokok yang disebut belajar, yaitu: (a) bahwa belajar itu membawa perubahan dalam arti behavioral changes, actual maupun potensiaol, (b) bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (dalam arti Kentnis dan Fertingkeit), dan (c) bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Nasution (1998: 1) juga mengidentifikasikan ciri-ciri kegiatan yang disebut "Belajar", yaitu (1) belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada din' individu yang belajar, baik yang aktual maupun yang potensial, (2) perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan (3) perubahan itu terjadi karena usaha.
Ciri-ciri kegiatan atau aktivitas yang disebut belajar yang dikemukakan oleh Nasution, Suryabrata dan Kartadinata diatas merupakan batasan belajar yang jelas yang membedakan belajar dengan aktivitas bukan belajar. Bila ditarik kesimpulan dan ciri, defenisi maupun pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli diatas, ternyata ada beberapa kesamaan dari pendapat para ahli tersebut tentang belajar yaitu: pertama, belajar merupakan suatu proses.
Proses yang dimaksudkan adalah proses sadar dan disengaja. Dalam proses tersebut tidak semata-mata bersifat behavioristik, akan tetapi juga bersifat proses kognitif. Proses sadar dan disengaja memisahkan proses pengembangan belajar dengan perkembangan atau perubaan yang bersifat sementara, instinktif maupun kematangan.
Kedua, proses perubahan tesebut merupakan proses perubahan tingkah laku dalam arti luas. Artinya perubahan pada ranah kognitif, efektif dan psikomotor. Selain itu perwujudan perilaku hasil belajar lainnya dapat berupa kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir rasional, berpikir asosiatif, sikap, inhibisi, tingkah laku efekti dan sebagainya. Bila dikaitkan dengan penelitian ini bahwa perwujudan hasil belajar yang paling dekat yang akan dicapai adalah kebiasaan dan keterampilan bertanya pada diri siswa.
Seperti diuraikan dimuka, materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetens dasar. Secara garis besar, bahan ajar atau materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan dan skap atau nilai yang harus dipelajari siswa.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampila.n dan sikap atau nilai.
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari pihak siswa, bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunkaan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar. (Depdiknas, 2006: 6)

2.2 Pembelajaran Matematika di SD
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran Matematika di SD adalah antara lain berikut ini menurut Nasution, dkk (2005: 54) yaitu 1) Pendekatan lingkungan, 2) Pendekatan Konsep, 3) Pendekatan Nilai, 4) Pendekatan
Pemecahan Masalah, 5) Pendekatan Penemuan, 6) Pendekatan Inkuiri, 7) Pendekatan Keterampilan Proses, 8) Pendekatan Sejarah, 9) Pendekatan Deduktif atau Induktif, 10) Pendekatan Belajar Tuntas.
Kesemua pendekatan itu memungkinkan guru sebagai perancang pembelajaran untuk menggunakan berbagai pendekatan yang bervariasi dan berganti-ganti sesuai dengan karakteristik tujuan dan materi pembelajaran. Untuk pilihan metode pembelajaran Matematika di SD menurut Nasution, dkk (2005: 55) yaitu metode penugasan, diskusi, tanya jawab, latihan, metode ceramah, simulasi, proyek, studi lapangan, metode demonstrasi dan metode eksperimen.
Dalam perbaikan pembelajaran ini akan digunakan metode Demontrasi. Dalam melaksanakan Demontrasi sebaiknya murid sendiri yang melakukannya. Berikut ini karekateristk metode Demontrasi menurut Winataputra, dkk (1994: 18) sebagai berikut:
1. Mempertunjukkan objek yang sebenarnya
2. Ada proses peniruan
3. Ada alat bantu yang digunakan
4. Memerlukan tempat yang strategis
5. Guru atau siswa dapat melakukannya

Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode demonstrasi:
1. Mengamati sesuatu pada objek sebenarnya
2. Berpikir sistematis
3. Pemahaman terhadap proses sesuatu
4. Menerapkan suatu cara secara proses
5. Menganalisis kegiatan secara proses

Keunggulan metode demonstrasi :
1. Siswa dapat memahami sesuai objek sebenarnya
2. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa
3. Siswa dibiasakan untuk kerja secara sistematis
4. Siswa dapat mengamati sesuatu secara proses
5. Siswa dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan objek
6. Siswa dapat membandingkan pada beberapa objek

Kelemahan metode demonstrasi :
1. Dapat menimbulkan berpikir konkrit saja
2. Bila jumlah siswa banyak efektifitas demonstasi sulit dicapai
3. Bergantung pada alat bantu
4. Bila demonstrasi guru tidak sistematis, demonstrasi tidak berhasil
5. Banyak siswa yang kurang berani.

2.3 Pembelajaran PKN di SD
Strategi membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam belajar bahasa adalah sebagai berikut (Mulyati: 2004: 9.23) :
a. Tanya jawab
Tanya jawab dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Dengan pendekatan bimbingan yang menggunakan metode tanya jawab memungkinkan guru untuk menjalin hubungan yang lebih akrab dengan siswa. Pendekatan ini akan memudahkan guru untuk memahami kelemahan dan kendala siswa dalam belajar bahasa.
b. Diskusi
Diskusi digunakan untuk memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa yang dialami oleh kelompok siswa. Dengan berdiskusi, individu dapat mengenali diri mereka sendiri dan kesulitan yang mereka rasakan sehingga mereka mampu untuk mencari jalan pemecahan yang lebih tepat untuk dirinya. Tugas guru adalah membimbing siswa agar tidak putus asa setelah menemukan kelemahan dirinya.
c. Penugasan
Pemberian tugas tertentu kepada siswa secara individu ataupun kelompok akan sangat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Selain itu siswa lebih terbantu untuk
memahami dirinya dan untuk memperbaiki cara belajar yang salah yang pernah dilakukannya.
d. Kerja Kelompok
Dengan kerja kelompok, diharapkan interaksi kelompok dapat memperbaiki diri siswa yang mengalami kesulitan belajar bahasa. Sebab adanya pengaruh dari anggota kelompok lainnya. Kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan minat belajar siswa secara lebih optimal.
e. Tutor sebaya
Yang bertugas sebagai tutor adalah siswa yang ditunjuk guru berdasarkan kriteria tertentu, antara lain berprestasi lebih baik, hubungan sosialnya baik, disegani teman-teman. Tugas tutor membantu teman sekelasnya yang mengalami kesulitan belajar bahasa. Dalam melaksanakan tugasnya tutor selalu mendapat petunjuk dari guru.

2.4 Hasil Bimbingan
Dengan dilakukan bimbingan belajar tersebut diatas, penulis yakin upaya meningkatkan hasil belajar ini akan berhasil adanya, asal dengan melakukan bimbingan ini dengan sistematis, teratur dan disimplin adanya.

2.5 Hipotesis
Hasil Belajar Anak mengenai pokok bahasan Pecahan pada Mata Pelajaran Matematika dan Mengenal Pemerintahan Pusat pada Mata Pelajaran PKN akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan beberapa metode mengajar seperti yang dicantumkan diatas.

Makalah Pendidikan

1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran, oleh siswa satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Keberhasilan biasanya diukur dengan tingkat penguasaan materi pembelajaran melalui nilai berupa tes dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlansung.
Dalam pembelajaran matematika dan PKN yang menjadi hambatan ada.lah kurang profesionalnya guru daam merencanakan serta menyampaikan pembelajaran, sehingga bermuara pada rendahnya tingkat penguasaan materi pembelajaran.
Untuk meningkatkan partisipasi serta minat siswa dalam materi pembelajaran, maka penulis akan pelaksanaan perbaikan pembelajaran . khususnya matematika kelas V dan PKN kelas IV dengan melalui penelitian tindakan kelas ( PTK ) disamping untuk memperbaiki pelaksanaan perbaikan pembelajaran, juga tujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah pemantapan kemampuan profesional (PKP) pada program Sl PGSD.
Laporan ini disusun berdasarkan beberapa catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan pembelajaran, serta selama pelaksanaan observasi dan diskusi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 3 (tiga) siklus untuk masing- masing mata pelajaran matematika Kelas V dan Kelas IV.
Pembelajaran dicatat semuanya kejadian yang berlansung tentang persoalan yang terjadi dalam pembelajaran sehingga menjadi sebuah laporan sebagai tugas akhirdari mata kuliah ini.
Berkenaan dengan kurang berminatnya siswa pada mata pelajaran matematika dan PKN sehingga partisipasi siswa kurang aktif dan bermuara pada rendahnya penguasaan materi pelajaran.
a. Jarangnya siswa mengajukan pertanyaan
b. Tidak dapat memberikan tanggapan atas pelajaran guru
c. Kesulitan siswa dalam membuat kesimpulan, dan
d. Suasana kelas sering rebut atau siswa tidak begitu memperhatikan pelajaran.
Adapun penguasaan materi pelajaran dapat dilihat dari rendahnya pencapaian daya serap siswa (DSS), seperti pada mata pelajara.n matematika kelas V daya serapnya hanya 77 %, sementara pada mata pelajaran PKN kelas IV daya serapnya hanya 78 %.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan serta kelemahan dari pembelajaran matematika dan PKN antara lain:
a. Rendahnya tingkat penguasaan materi dari pembelajaran matematika dan PKN.
b. Sedikitnya siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru
c. Tidak adanya alat peraga atau media bantu. d. Kurangnya pengelolaan kelas yang baik.
Berdasarkan hasil identifiksi masalah diatas, maka melalui hasil diskusi dengan supervisor dapat diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa serta rendahnya penguasaan materi pelajaran matematika dan PKN oleh siswa adalah:
a. Metode pengajaran Guru terlalu monoton dan abstrak.
b. Tidak adanya peragaan atau media bantu.
c. Kurang termotovasinya siswa.
d. Tidak menguasai kelas.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang menjadi fokus perbaikan pada proses pembelajaran Matematika dan PKN adalah: bagaimana meningkatkan penguasaan siswa terhadap mated pelajaran yang tidak menarik melalui perancangan langkah-langkah dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pembelajaran dengan metode yang bervariasi."
1.3 Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penulisan laporan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran melalui perancangan langkah- langkah dalam proses pembelajaran yang menarik pengguanaan alat bantu pembelajaran dengan metode yang bervariasi.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan di SD baik secara, langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang akan banyak mengambil manfaat dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Guru
Penyusunan laporan perbaikan pembelajaran ini bermanfaat bagi penulis sebagai salah satu kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dalma menulis karya ilmiah. Selain itu, penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini merupakan salah satu upaya pemenuhan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional bagi Mahasiswa Strata I PGSD Universitas Terbuka.
2. Siswa
Siswa dalam penelitian ini adalah subjek penelitian yang akan mendapatkan perlakuan pembelajaran yang merupakan pembaharuan atau inovasi. Sehingga siswa secara langsung akan memperoleh manfaat beberapa perlakuakn pembelajaran yang optimal. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai ketuntasan dalam belajar, terutama tentang materi pengumuman dan gaya.
3. Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah harus mampu merancang pembelajaran yang kreatif dan efektif. Penelitian ini adalah salah satu bentuk pembaharuan dan inovasi yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi peneliti dan guru yang lainnya di sekolah untuk mengembangkan kearah pembelajaran yang lebih baik.

Itulah sedikit tentang
Makalah Penididikan
Semoga Posting tentang makalah pendidikan ini bermanfaat untuk Anda dan bisa membantu dalam penyelesaan tugas makalah pendidikan Anda.